Sabtu, 24 Juni 2017

Dari fb

JANGAN BERPALING DARI ALLAH

Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany
Berpaling dari Allah Azza wa Jalla ketika ketentuan TakdirNya turun, berarti pertanda matinya Agama, matinya Tauhid, matinya Tawakkal dan matinya ke-Ikhlasan. Sedangkan qalbu orang-orang mukmin tidak tahu, kenapa dan bagaimana sampai tidak tahu. Bahkan mengatakan, “Ya” (atas tindakan menyimpang itu, pen).

Nafsu itu, secara keseluruhan selalu kontra dan antagonis. Siapa yang ingin membaharui jiwanya, hendaknya ia memerangi nafsunya sehingga aman dari kejahatannya. Karena nafsu itu semuanya adalah buruk dalam keburukan. Bilamana anda telah memerangi, dan anda bisa tenang, maka seluruh jiwa anda akan meraih kebaikan dalam kebaikan. Sehingga anda selaras dalam seluruh kepatruhan kepada Allah dan meninggalkan seluruh kemaksiatan. Disinilah dikatakan dalam al-Qur’an:

“Wahai jiwa yang tenteram kembalilah kepada Tuhanmu dengan jiwa yang ridlo dan diridloi oleh Tuhan.”

Jiwa meraih keteguhan, dank arena itu telah sirna keburukannya. Jiwa tidak lagi bergantung pada makhluk mana pun. Benarlah jika hal ini dikaitkan dengan Nabiyullah Ibrahim as, dimana beliau telah keluar dari nafsunya dan abadi dengan tanpa hawa nafsu, sementara qalbunya tenteram, disaat itu berbagai ragam makhluk mendatanginya, menawarkan diri mereka masing-masing untuk membantunya. Lalu Ibrahim as, menegaskan, “Aku tidak ingin pertolongan kalian, karena KemahatahuanNya atas kondisiku sungguh telah cukup bagiku untuk permintaanku.” Maka ketika kepasrahan dan tawakkalnya benar, lalu, dikatakan pada api, “Jadilah dirimu dingin dan menyelamatkan pada Ibrahim.” Sebagai pertolongan dari Allah ta’ala Azza wa-Jalla bagi mereka yang sabar di dunia tanpa terhingga di dunia. Sedangkan kenikmatan di akhirat pun tanpa terhitung pula. Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang sabar akan ditunaikan pahalanya tanpa terhingga.”

Segala hal tidak akan pernah tersembunyi di Mata Allah, karena itulah hendaknya kalian bersabar bersama Allah sesaat saja, anda akan melihat hasilnya berupa kelembutan dan kenikmatan bertahun-tahun. Dan keberanian adalah sabar sesaat itu sendiri.

Allah bersama orang-orang yang sabar. Dengan pertolongan dan kebaikanNya, maka bersabarlah bersama Allah. Ingatlah selalu padaNya, dan jangan melupakanNya. Jangan sampai sampai anda baru sadar ketika maut sudah tiba, karena sadar pada saat setelah maut adalah tindakan sia-sia. Sadarlah sebelum anda menemuiNya. Sadarlah sebelum anda disadarkan oleh kejutan yang membuat anda menyesal, diwaktu sebuah penyesalan tidak ada artinya lagi. Perbaikilah hatimu, sebab jika hatimu baik seluruh dirimu dan perilakumu akan baik pula. Karena itu Nabi SAW bersabda, “Dalam diri manusia ada segumpal darah, manakala ia baik, akan baik seluruh tubuhnya, dan bila rusak, rusaklah perilaku jasadnya. Ingatlah, (Tidak lain) adalah Qalbu.”

Memperbaiki (mensalehkan) qalbu itu dengan ketaqwaan dan tawakkal pada Allah Ta’ala, mentauhidkanNya, dan ikhlas dalam beramal. Sebaliknya jika hal itu tidak dilakukan justru akan merusak qalbu. Qalbu ibarat burung yang terbang dalam sangkar, seperti mutiara dalam bejana, dan seperti harta dalam perbendaharaan. Ibarat ini memakai metafor burung bukan dengan sangkar, dengan mutiara, bukan dengan bejana, dengan harta, bukan dengan perbendaharaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar